Sabtu, 08 Juni 2013

FF - Because You Smile | OneShoot

Tittle : Because You Smile

Cast :
*Yoo Ah Ra
*Jo Young Min


Genre :
Sad, Friendship, etc.


Author POV

Matahari telah hampir masuk ke dalam peraduannya. Dengan amat perlahan, dan malu-malu, ia turun ke dasar lautan yang tidak kelihatan ranah tanah tepinya. Cahaya merah telah muncul di arah barat, bayangannya memperindah wajah lautan yang berombak kecil. Terlihat layar perahu-perahu telah berkembang di sana sini. Lautan di kota Seoul mulai terlihat indah.

Waktu senja itu mulai datang, dan kota Seoul kelihatan hidup. Orang-orang yang telah pulang dari kantornya, anak-anak maupun remaja mulai keluar untuk menikmati indahnya hari senja itu. Tak lupa mereka mampir ke salah satu warung yang ada di pinggir lautan itu. Mulai terlihat orang-orang disitu. Dan disini jugalah seseorang terdiam, meratapi kenangannya.

Pikirannya beda dengan apa yang ia lihat sekarang. Matanya tertuju pada lautan indah dan orang-orang yang sedang beria-ria disana. Tapi pikirannya jauh dari lautan itu. Jauh dari kota Seoul yang mulai indah.

”Oppa.. kajja kita kesana.. lihat! Pemandangannya indah sekali.”

****
.
.
.
.
.
.

Sepasang sahabat namja dan yeoja, terlihat sedang berjalan kearah lautan di Kota Seoul yang mulai terlihat kemerahan itu. Mereka nampaknya baru pulang sekolah. Masih dalam memakai pakaian seragam putih abu-abu. Nampak keduanya sedang ceria. Angin berhembus dengan lembut, menemani kedua orang yang sedang bergembira.

”Youngmin-ah, aku mau itu..?” pinta yeoja manis itu memanggil temannya, Youngmin.
Youngmin menoleh, melihat apa yang ditunjuk oleh temannya, “Kelapa?” yeoja itu mengangguk sambil tersenyum manis.

”Boleh kan?”

”Beli saja, apa salahnya?”

Yeoja itu tampak ragu ingin menjawab, “Ee~ masalahnya, aku tidak punya... uang. Hehe,” Youngmin menarik napas. Walau kesal, namja ini tidak menyesal untuk mengeluarkan selembar won untuk yeoja ini.

Tangannya yang panjang mulai mengambil uangnya, setelah dapat, namja itu berjalan kearah orang yang berjualan kelapa.

”Ahjussi, kelapanya dua.”

”Ani! Satu saja!” sela yeoja itu.

”Mwo? Masa aku tidak, Arra-ya?!” protes Youngmin kepada Arra.

”Satu saja! Dari pada kau keluar uang banyak, lebih baik satu untuk bersama. Hehe.”

”Ini tidak mahal. Aku tidak yakin kau akan puas dengan minum satu kelapa.” Ahjussi yang berjualan kelapa hanya diam melongo melihat kedua anak ini berdebat.

”Jebal Youngmin-ah, aku kan sudah pernah bilang. Bila bersamamu aku selalu merasa complete.” Jawab Arra dengan tatapan tajam. Youngmin selalu kalah bila Arra sudah melihatnya begitu.

”Baiklah.” Nyerahnya.

”Yeayy~ kelapanya satu saja ne, ahjussi.” Penjual itu hanya mengangguk. Muka Arra kembali seperti semula. Sebenarnya yeoja ini juga sedikit menyeramkan. Hanya Youngmin-lah yang bisa menangani(?) yeoja satu ini.

Setelah mendapatkan apa yang mereka mau, mereka kembali lagi ke tengah-tengah pinggir lautan itu, untuk menikmati atau lebih tepatnya menonton matahari terbenam. Dengan satu kelapa, mereka minum berdua. Cocok seperti sepasang kekasih. Tapi itu tidak mungkin terjadi oleh keduanya.


“Kenapa terdiam?” namja berambut blonde itu memecahkan keheningan.

”Eh, anio. Hehe.” Jawab Arra salah tingkah.

”Kau akhir-akhir ini sering terdiam. Ada apa?”

”Jinjja? Haha, aku tidak menyadarinya.”

”Ish~” Youngmin sudah kesal selalu saja yeoja ini menjawab seperti itu.

Sebenarnya, bukan apa-apa. Arra terdiam karena ada sesuatu yang dia takuti.

”Lihat. Mataharinya mulai turun.” Arra mengangguk, terharu.

Mereka sedang melihat matahari terbenam. Sesekali Arra melihat sekilas kearah Youngmin yang asik melihat matahari itu. Ini selalu mereka lakukan, hingga mereka lupa untuk pulang.


Apa aku harus beritahu ini kepadanya?




Tidak terasa, hari sudah gelap. Youngmin yang menyadari itu, bangkit untuk pulang. Tapi dia terhenti, saat tau, Arra sedang tidur di pundaknya. Ia kembali duduk. Membiarkan temannya tidur. Dia rangkul, untuk menghangatkan yeoja itu. Karena hari juga mulai dingin.

Bayang-bayangnya saat pertama bertemu dengan Arra. Petama Arra baru masuk kelasnya, karena yeoja ini murid baru disekolah. Saat-saat mereka berkelahi. Dan akhirnya jadi teman, bahkan teman yang sangat akrab. Namja itu tertawa kecil, membayangkan kejadian-kejadian musuh menjadi teman. Sebenarnya, tidak hanya itu yang ia inginkan. Ia malah menginginkan, musuh menjadi cinta.


Ditengoknya Arra.
”Sarangheyo.” Bisiknya. Tapi suaranya sempat membangunkan Arra. Youngmin terkejut.

”Eum.. sudah malam ya?” tanya Arra sambil mengucek matanya.

”E~ ne.. tadinya aku ingin pulang. Tapi kau.. tertidur.” Jawab Youngmin gugup.

”A~ begitu. Ya sudah, ayo kita pulang. Nanti aku di cari eomma dan appa.” Ajak Arra, yeoja itu berdiri.

”Eee~ kau tidak mendengar apa kataku tadi kan?” Arra terhenti. Dan menengok ke Youngmin.

”Yang mana?” tanyanya polos. Dengan begini, Youngmin bisa mengelus dadanya lega.

”Ha~ tidak apa-apa. Kajja, kita pulang.” Youngmin bangkit dan menggandeng Arra untuk pulang.

***


“Pagi.”

”Pagi.. mana Arra?” tanya Youngmin yang baru masuk kelasnya.

”Kau tidak tau kah Young?” tanya balik temannya, Minwoo.Youngmin hanya menggeleng.

”Apa kau tidak menjemputnya tadi?” kini Jeongmin yang bertanya. Lagi-lagi Youngmin hanya menggeleng.

”Dia bilang, kemarin tidak mau aku jemput. Tapi tumben sekali dia belum datang.” Kata Yongmin dengan perasaan kesalnya.

Teman-teman dikelas hanya diam. Ini membuat Youngmin penasaran.

”Sebenarnya ada apa? Katakan saja..!” Bentak Young.

”Eumm.. Arra..”

***

Dengan langkah terburu-buru. Namja bermbut blonde itu jalan menuju kamar Arra. Dia tidak menyangka. Ini bisa terjadi. Padahal, baru lusa kemarin mereka melihat matahari terbenam bersama. Matanya merah menahan tangis, napasnya tidak teratur.

Sampai di depan pintu ruangan, dia ragu. Ingin masuk atau tidak. Ternyata, pintu itu sudah tebuka. Appa Arra keuar.

”Kau? Youngmin?” tanya Appa Arra.

”Ne, ahjussi.” Jawab Youngmin dengan nada sesak menahan tangis yang ia tahan dari tadi. Dan akhirnya dia menangis, dengan tangannya dan menunduk.

”Saya sangat berterimakasih kepada anda,” Youngmin menegakkan kepalanya.

”Dia selalu menutupi rasa sakitnya dari kami, berusaha tersenyum dari kami, agar kami tidak merasa khawatir. Tapi, dengan adanya anda disisinya, saya benar-benar berterimakasih. Dia masih bisa menikmati hidup dengan senang.” Lanjut Appanya. Youngmin hanya terdiam.

”Sepertinya, sebelum pergi,” Appanya Arra mengambil sesuatu dari kantongnya. “dia menulis tentangmu disini.” Dikeluarkannya sebuah buku kecil.
.
.
.
.
.
.
.

Buku itu sekarang ada di hadapannya. Masih utuh, berwarna biru muda, ada kancingnya. Dua tahun berlalu begitu cepat. Senyuman kecut ia keluarkan. Selama dua tahun, belum pernah ia membuka buku itu. Dan sekarang, mungkin baginya sudah pas.

Bersamanya hari semakin gelap, ia membuka bukunya perlahan. Masih untung ada cahaya kecil yang dapat membantunya membaca.

Halaman pertama telah terbuka, di situ tertulis.
Buku. Hemm, lebih baik aku beri nama buku apa ya?

“Heh, yeoja Pabo!”

Anggap saja ini buku diary-ku ne :D. Akan aku ceritakan tentang sekolah baruku disini.

Ya, pertama aku sekolah memang tidak menyebalkan. Gara-gara ada namja yang sangat menyebalkan. Kalau tidak salah, namanya Yo..young.. ah iya, Youngmin. Ish~ dia benar-benar menyebalkan.

Tidak ada respon dari Youngmin saat membaca itu. Halaman demi halaman ia buka. Tidak ada yang menarik baginya. Hanya berisi rasa kesalnya dan senang , itu pun saat bersamanya. Tapi satu yang membuat ia terhenti membuka halaman selanjutnya. Dia benar-benar tidak menyangka. Apa yang telah ditulis yeoja ini.

Aku suka.. aku suka dengan Youngmin. :* chu~

Matanya kembali memerah.

Aku benci dengan diriku. Kenapa aku harus mengidam penyakit ini? Penyakit yang mematikan! Aku tidak mau hidup tinggal 3 bulan lagi! Aku ingin lama-lama bersamanya Tuhan!

“Kenapa kau tidak memberitahuku tentang penyakitmu itu?!” Protes Youngmin.

Ha~ hidupku tinggal... aigoo. Kenapa aku menghitungnya. Hidupku kan masih lama :D hihi.

Aah~ apa aku harus menyampaikan perasaanku kepadanya  >,< kyaa~ aku malu..

Dia membuka halaman selanjutnya, terlihat lumayan panjang. Mungkin ini pesan dari Arra.

Aku tidak bisa menahan sakit ku ini. Aku akan mati! Tapi aku tidak ingin meninggalkannya dan dunia ini! Aku ingin hidup lebih lama!

Youngmin-ah, apa kau tau? Aku menyukaimu! Sangat menyukaimu! Mianhae, sebelumnya aku belum pernah menceritakan tentang penyakitku ini. Mungkin akan menyakitkan bagimu, ah ani. Maksudku, mungkin kau tidak akan peduli~ hehe

Gomawo atas kebaikanmu kepada ku selama 3 bulan ini. Mungkin kita tidak meawali pertemanan ini dengan baik. Yaa~ walaupun kita pernah berkelahi (cukup lama). Tapi aku senang, kita bisa berteman, bahkan lebih akrab. Sebenarnya, aku ingin kita berteman lebih >< kyaa~~ hehe..

Youngmin-ah, mungkin kau membaca ini saat aku tidak ada disampingmu. Mianhae, aku tidak bisa menemanimu lagi untuk melihat terbenamnya matahari sore. Tapi, aku disini akan selalu menemanimu. Aku akan ada di dalam mataharinya, aku yang akan menerangi lautan kita saat senja. Aku yang akan menyapamu saat pagi.

Aku mungkin selalu merepotkanmu. Tapi, bolehkah aku meminta satu permintaan ter’akhirku? Semoga kau mengijinkannya.


Tolong jangan lupakan aku, ne~ jangan hilangkan senyum manismu itu. Karena aku suka senyummu itu :D jangan lupakan aku sebagai musuhmu dan teman baikmu. ^^
Anyyeong Youngmin. Jaga dirimu baik-baik... Aku mencintaimu!

Sarangheyo!

Puk! Dia menutup buku diary itu. Tidak tahan. Kelompok butiran air bening mulai keluar dari matanya. Ia menangis menjadi. Seakan ini mimpi baginya.

“Arra-ya,” gumamnya. Dia tahan tangisannya, menjadi isakkan. Mencoba tersenyum. Dia melihat ke langit.

”Aku akan menjaga senyumku ini, untukmu. Dan aku tidak akan melupakanmu! Permintaanmu sudah ku kabulkan. Sekarang, aku yang akan meminta permintaan kepadamu,” Namja itu memotong ucapannya, menunduk seketika. Kembali mengadah kelangit.

Aku akan menyusulmu. Tunggu aku di sana.”
.
.
.
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar