Tittle : Because You Smile
Cast :
*Yoo Ah Ra
*Jo Young Min
Genre :
Sad, Friendship, etc.
Author POV
Matahari
telah hampir masuk ke dalam peraduannya. Dengan amat perlahan, dan
malu-malu, ia turun ke dasar lautan yang tidak kelihatan ranah tanah
tepinya. Cahaya merah telah muncul di arah barat, bayangannya
memperindah wajah lautan yang berombak kecil. Terlihat layar
perahu-perahu telah berkembang di sana sini. Lautan di kota Seoul mulai
terlihat indah.
Waktu senja itu mulai datang, dan kota
Seoul kelihatan hidup. Orang-orang yang telah pulang dari kantornya,
anak-anak maupun remaja mulai keluar untuk menikmati indahnya hari senja
itu. Tak lupa mereka mampir ke salah satu warung yang ada di pinggir
lautan itu. Mulai terlihat orang-orang disitu. Dan disini jugalah seseorang terdiam, meratapi kenangannya.
Pikirannya
beda dengan apa yang ia lihat sekarang. Matanya tertuju pada lautan
indah dan orang-orang yang sedang beria-ria disana. Tapi pikirannya jauh
dari lautan itu. Jauh dari kota Seoul yang mulai indah.
”Oppa.. kajja kita kesana.. lihat! Pemandangannya indah sekali.”
****
.
.
.
.
.
.
Sepasang
sahabat namja dan yeoja, terlihat sedang berjalan kearah lautan di Kota
Seoul yang mulai terlihat kemerahan itu. Mereka nampaknya baru pulang
sekolah. Masih dalam memakai pakaian seragam putih abu-abu. Nampak
keduanya sedang ceria. Angin berhembus dengan lembut, menemani kedua
orang yang sedang bergembira.
”Youngmin-ah, aku mau itu..?” pinta yeoja manis itu memanggil temannya, Youngmin.
Youngmin menoleh, melihat apa yang ditunjuk oleh temannya, “Kelapa?” yeoja itu mengangguk sambil tersenyum manis.
”Boleh kan?”
”Beli saja, apa salahnya?”
Yeoja
itu tampak ragu ingin menjawab, “Ee~ masalahnya, aku tidak punya...
uang. Hehe,” Youngmin menarik napas. Walau kesal, namja ini tidak
menyesal untuk mengeluarkan selembar won untuk yeoja ini.
Tangannya yang panjang mulai mengambil uangnya, setelah dapat, namja itu berjalan kearah orang yang berjualan kelapa.
”Ahjussi, kelapanya dua.”
”Ani! Satu saja!” sela yeoja itu.
”Mwo? Masa aku tidak, Arra-ya?!” protes Youngmin kepada Arra.
”Satu saja! Dari pada kau keluar uang banyak, lebih baik satu untuk bersama. Hehe.”
”Ini
tidak mahal. Aku tidak yakin kau akan puas dengan minum satu kelapa.”
Ahjussi yang berjualan kelapa hanya diam melongo melihat kedua anak ini
berdebat.
”Jebal Youngmin-ah, aku kan sudah pernah bilang. Bila bersamamu aku selalu merasa complete.” Jawab Arra dengan tatapan tajam. Youngmin selalu kalah bila Arra sudah melihatnya begitu.
”Baiklah.” Nyerahnya.
”Yeayy~
kelapanya satu saja ne, ahjussi.” Penjual itu hanya mengangguk. Muka
Arra kembali seperti semula. Sebenarnya yeoja ini juga sedikit
menyeramkan. Hanya Youngmin-lah yang bisa menangani(?) yeoja satu ini.
Setelah
mendapatkan apa yang mereka mau, mereka kembali lagi ke tengah-tengah
pinggir lautan itu, untuk menikmati atau lebih tepatnya menonton
matahari terbenam. Dengan satu kelapa, mereka minum berdua. Cocok
seperti sepasang kekasih. Tapi itu tidak mungkin terjadi oleh keduanya.
“Kenapa terdiam?” namja berambut blonde itu memecahkan keheningan.
”Eh, anio. Hehe.” Jawab Arra salah tingkah.
”Kau akhir-akhir ini sering terdiam. Ada apa?”
”Jinjja? Haha, aku tidak menyadarinya.”
”Ish~” Youngmin sudah kesal selalu saja yeoja ini menjawab seperti itu.
Sebenarnya, bukan apa-apa. Arra terdiam karena ada sesuatu yang dia takuti.
”Lihat. Mataharinya mulai turun.” Arra mengangguk, terharu.
Mereka
sedang melihat matahari terbenam. Sesekali Arra melihat sekilas kearah
Youngmin yang asik melihat matahari itu. Ini selalu mereka lakukan,
hingga mereka lupa untuk pulang.
Apa aku harus beritahu ini kepadanya?
Tidak
terasa, hari sudah gelap. Youngmin yang menyadari itu, bangkit untuk
pulang. Tapi dia terhenti, saat tau, Arra sedang tidur di pundaknya. Ia
kembali duduk. Membiarkan temannya tidur. Dia rangkul, untuk
menghangatkan yeoja itu. Karena hari juga mulai dingin.
Bayang-bayangnya
saat pertama bertemu dengan Arra. Petama Arra baru masuk kelasnya,
karena yeoja ini murid baru disekolah. Saat-saat mereka berkelahi. Dan
akhirnya jadi teman, bahkan teman yang sangat akrab. Namja itu tertawa
kecil, membayangkan kejadian-kejadian musuh menjadi teman. Sebenarnya,
tidak hanya itu yang ia inginkan. Ia malah menginginkan, musuh menjadi cinta.
Ditengoknya Arra.
”Sarangheyo.” Bisiknya. Tapi suaranya sempat membangunkan Arra. Youngmin terkejut.
”Eum.. sudah malam ya?” tanya Arra sambil mengucek matanya.
”E~ ne.. tadinya aku ingin pulang. Tapi kau.. tertidur.” Jawab Youngmin gugup.
”A~ begitu. Ya sudah, ayo kita pulang. Nanti aku di cari eomma dan appa.” Ajak Arra, yeoja itu berdiri.
”Eee~ kau tidak mendengar apa kataku tadi kan?” Arra terhenti. Dan menengok ke Youngmin.
”Yang mana?” tanyanya polos. Dengan begini, Youngmin bisa mengelus dadanya lega.
”Ha~ tidak apa-apa. Kajja, kita pulang.” Youngmin bangkit dan menggandeng Arra untuk pulang.
***
“Pagi.”
”Pagi.. mana Arra?” tanya Youngmin yang baru masuk kelasnya.
”Kau tidak tau kah Young?” tanya balik temannya, Minwoo.Youngmin hanya menggeleng.
”Apa kau tidak menjemputnya tadi?” kini Jeongmin yang bertanya. Lagi-lagi Youngmin hanya menggeleng.
”Dia bilang, kemarin tidak mau aku jemput. Tapi tumben sekali dia belum datang.” Kata Yongmin dengan perasaan kesalnya.
Teman-teman dikelas hanya diam. Ini membuat Youngmin penasaran.
”Sebenarnya ada apa? Katakan saja..!” Bentak Young.
”Eumm.. Arra..”
***
Dengan langkah terburu-buru. Namja bermbut blonde itu jalan menuju kamar Arra.
Dia tidak menyangka. Ini bisa terjadi. Padahal, baru lusa kemarin
mereka melihat matahari terbenam bersama. Matanya merah menahan tangis,
napasnya tidak teratur.
Sampai di depan pintu ruangan, dia ragu. Ingin masuk atau tidak. Ternyata, pintu itu sudah tebuka. Appa Arra keuar.
”Kau? Youngmin?” tanya Appa Arra.
”Ne,
ahjussi.” Jawab Youngmin dengan nada sesak menahan tangis yang ia tahan
dari tadi. Dan akhirnya dia menangis, dengan tangannya dan menunduk.
”Saya sangat berterimakasih kepada anda,” Youngmin menegakkan kepalanya.
”Dia
selalu menutupi rasa sakitnya dari kami, berusaha tersenyum dari kami,
agar kami tidak merasa khawatir. Tapi, dengan adanya anda disisinya,
saya benar-benar berterimakasih. Dia masih bisa menikmati hidup dengan
senang.” Lanjut Appanya. Youngmin hanya terdiam.
”Sepertinya,
sebelum pergi,” Appanya Arra mengambil sesuatu dari kantongnya. “dia
menulis tentangmu disini.” Dikeluarkannya sebuah buku kecil.
.
.
.
.
.
.
.
Buku
itu sekarang ada di hadapannya. Masih utuh, berwarna biru muda, ada
kancingnya. Dua tahun berlalu begitu cepat. Senyuman kecut ia keluarkan.
Selama dua tahun, belum pernah ia membuka buku itu. Dan sekarang,
mungkin baginya sudah pas.
Bersamanya hari semakin gelap, ia membuka bukunya perlahan. Masih untung ada cahaya kecil yang dapat membantunya membaca.
Halaman pertama telah terbuka, di situ tertulis.
Buku. Hemm, lebih baik aku beri nama buku apa ya?
“Heh, yeoja Pabo!”
Anggap saja ini buku diary-ku ne :D. Akan aku ceritakan tentang sekolah baruku disini.
Ya,
pertama aku sekolah memang tidak menyebalkan. Gara-gara ada namja yang
sangat menyebalkan. Kalau tidak salah, namanya Yo..young.. ah iya,
Youngmin. Ish~ dia benar-benar menyebalkan.
Tidak
ada respon dari Youngmin saat membaca itu. Halaman demi halaman ia
buka. Tidak ada yang menarik baginya. Hanya berisi rasa kesalnya dan
senang , itu pun saat bersamanya. Tapi satu yang membuat ia terhenti
membuka halaman selanjutnya. Dia benar-benar tidak menyangka. Apa yang
telah ditulis yeoja ini.
Aku suka.. aku suka dengan Youngmin. :* chu~
Matanya kembali memerah.
Aku
benci dengan diriku. Kenapa aku harus mengidam penyakit ini? Penyakit
yang mematikan! Aku tidak mau hidup tinggal 3 bulan lagi! Aku ingin
lama-lama bersamanya Tuhan!
“Kenapa kau tidak memberitahuku tentang penyakitmu itu?!” Protes Youngmin.
Ha~ hidupku tinggal... aigoo. Kenapa aku menghitungnya. Hidupku kan masih lama :D hihi.
Aah~ apa aku harus menyampaikan perasaanku kepadanya >,< kyaa~ aku malu..
Dia membuka halaman selanjutnya, terlihat lumayan panjang. Mungkin ini pesan dari Arra.
Aku
tidak bisa menahan sakit ku ini. Aku akan mati! Tapi aku tidak ingin
meninggalkannya dan dunia ini! Aku ingin hidup lebih lama!
Youngmin-ah, apa kau tau? Aku menyukaimu! Sangat menyukaimu! Mianhae,
sebelumnya aku belum pernah menceritakan tentang penyakitku ini. Mungkin
akan menyakitkan bagimu, ah ani. Maksudku, mungkin kau tidak akan
peduli~ hehe
Gomawo atas
kebaikanmu kepada ku selama 3 bulan ini. Mungkin kita tidak meawali
pertemanan ini dengan baik. Yaa~ walaupun kita pernah berkelahi (cukup
lama). Tapi aku senang, kita bisa berteman, bahkan lebih akrab.
Sebenarnya, aku ingin kita berteman lebih >< kyaa~~ hehe..
Youngmin-ah, mungkin kau membaca ini saat aku tidak ada disampingmu.
Mianhae, aku tidak bisa menemanimu lagi untuk melihat terbenamnya
matahari sore. Tapi, aku disini akan selalu menemanimu. Aku akan ada di
dalam mataharinya, aku yang akan menerangi lautan kita saat senja. Aku yang akan menyapamu saat pagi.
Aku mungkin selalu merepotkanmu. Tapi, bolehkah aku meminta satu permintaan ter’akhirku? Semoga kau mengijinkannya.
Tolong
jangan lupakan aku, ne~ jangan hilangkan senyum manismu itu. Karena aku
suka senyummu itu :D jangan lupakan aku sebagai musuhmu dan teman
baikmu. ^^
Anyyeong Youngmin. Jaga dirimu baik-baik... Aku mencintaimu!
Sarangheyo!
Puk!
Dia menutup buku diary itu. Tidak tahan. Kelompok butiran air bening
mulai keluar dari matanya. Ia menangis menjadi. Seakan ini mimpi
baginya.
“Arra-ya,” gumamnya. Dia tahan tangisannya, menjadi isakkan. Mencoba tersenyum. Dia melihat ke langit.
”Aku
akan menjaga senyumku ini, untukmu. Dan aku tidak akan melupakanmu!
Permintaanmu sudah ku kabulkan. Sekarang, aku yang akan meminta
permintaan kepadamu,” Namja itu memotong ucapannya, menunduk seketika.
Kembali mengadah kelangit.
”Aku akan menyusulmu. Tunggu aku di sana.”
.
.
.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar